LAPORAN PENDAHULUAN
OKSIGENASI
Disusun oleh :
Nama : Bambang Sugiat
NIM : 2012.1044
AKADEMI
KEPERAWATAN MAMBA’UL ‘ULUM SURAKARTA
2013
OKSIGENASI
1.
Pengertian
Oksigenasi adalah memberikan aliran gas
oksigen (O2) lebih dari 21 % pada tekanan atmosfer sehingga
konsentrasi oksigen meningkat dalam tubuh. (Saryono, 2010 : 44)
Pemberian oksigen adalah suatu tindakan untuk
memberikan oksigen ke dalam paru – paru melalui pernafasan dengan menggunakan
alat bantu oksigen. (Ahmad, dkk, 2011 : 59)
Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital
dalam kehidupan manusia, dalam tubuh oksigen bereperan dalam proses metabolisme
ke tubuh kekurangan oksigen dapat menyebabkan kematian. (Anonim, 2012)
2.
Etiologi
a.
Hiperventilasi, hipoventilasi
b.
Obesitas
c.
Kerusakan musculoskeletal
d.
Disfungsi neuro muskuler
e.
Cemas, lelah
(Saryono, 2010 : 54)
3.
Tanda dan gejala
a.
Tanda :
1)
Peningkatan tekanan darah
2)
Edema dependen
3)
Bunyi jantung redup
4)
Pucat dapat menunjukan anemia
(Doenges, 2010 : 153)
b.
Gejala :
1)
Pembengkakan pada ekstermitas bawah
4.
Patofisiologi
Cacat fisiologi dapat disebabkan oleh anemia
adalah penurunan dalam kapasitas pembawa oksigen darah dan akibatnya
pengurangan jumlah oksigen yang tersedia ke jaringan.
(Anonim,
2012)
Faktor fisiologi lainnya adalah berupa anemia,
racun inhalasi, obstruksi jalan nafas, tempat yang tinggi, demam, dan penurunan
dinding dada.
(Suryono,
2010 : 52)
5.
Pathways


![]() |
Pneumenia
Infeksi saluran nafas













Keluar secret
![]() |
|||
![]() |
(Carpenito
: 2000)
6.
Pemeriksaan penunjang
a.
EKG
b.
Echocordrography
c.
Kateterisasi jantung
d.
Angrogrofi
(Anonim, 2012)
7.
Fokus pengkajian
a.
Riwayat keperawatan
1.
Masalah keperawatan yang pernah
dialami
a)
Pernah mengalami perubahan pola
pernafasan
b)
Pernah mengalami batuk dengan
sputum
c)
Pernah mengalami nyeri dada
d)
Aktivitas apa saja yang menyebabkan
terjadinya gejala – gejala diatas
2.
Riwayat penyakit pernafasan
a)
Apakah sering mengalami ispa,
alergi batuk, asma, TBC, dan lain – lain ?
3.
Riwayat kardiovaskuler
Pernah mengalami penyakit jantung (gagal jantung, gagal vertical
kanan, dll) atau peredaraan darah.
4.
Gaya hidup
Merokok, keluarga perokok, lingkungan kerja dengan perokok.
(Anonim,
2012)
b.
Pemeriksaan fisik
1.
Mata
a)
Konjungtiva pucat karena anemia
b)
Konjungtiva siomasis karena
hipoksomia
c)
Konjungtiva terdapat pethechio
kalena emboli lemak atau endokorditas
2.
Kulit
a)
Sionosis perifer (vero kontraksi
dan menurunnya aliran darah perifer)
b)
Penurunan turgor (dehidrasi)
c)
Edema
3.
Jari dan kuku
Sianosis, clubbing finger
4.
Mulut dan bibir
Membrane mukosa sianosis, bernafas dengan mengerutkan mulut
5.
Hidung
Pernafasan dengan cuping hidung
6.
Vena leher
Adanya distensi / bendungan
7.
Dad
a.
Pergerakan tidak simetris antara
dada kiri dan dada kanan.
b.
Suara nafas normal dan tidak
normal.
8.
Pola pernafasan
a.
Pernafasan normal (eupnea)
b.
Pernafasan cepat (tacypnea)
c.
Pernafasan lambat (bradypnea)
(Anonim, 2012)
8.
Diagnosa keperawatan
a.
Bersihan jalan nafas tidak efektif
berhubungan dengan peningkatan produksi sputum.
b.
Pola nafas tidak efektif
berhubungan dengan peningkatan ekspansi.
c.
Gangguan perkusi jaringan
berhubungan dengan kapiler reffil cepat.
d.
Gangguan pertukaran gas berhubungan
dengan gangguan disfungsi O2.
e.
Intoleransi aktivitas berhubungan
dengan kelemahan fisik.
f.
Asidasis metabolik berhubungan
dengan peningkatan produksi BB.
9.
Rencana keperawatan
No
|
Masalah
|
Tujuan
|
Kriteria
hasil
|
1
|
Bersihan jalan nafas tidak efektif
|
Meningkatakan dan mempertahankan keefektifan
jalan nafas
|
1.
Mempertahankan jalan nafas paten dengan
bunyi nafas bersih / jelas.
2.
Menunjukan perilaku untuk memperbaiki
bersihan jalan nafas.
|
2
|
Pola pernafasan tidak efektif
|
Meningkatkan dan mempertahankan pola nafas
efektif
|
Pola nafas efektif
|
3
|
Gangguan perkusi jaringan tubuh
|
Infusiensi jantung, suara pernafasan dalam
keadaan normal
|
Suara pernafasan keadaan normal
|
4
|
Gangguan pertukaran gas
|
Dapat menurunkan tanda dan gejala gangguan
pertukaran gas, pasien dapat menunjukan peningkatan perubahan pertukaran gas
|
Peningkatan pertukaran gas
|
Intervensi
|
Rasional
|
1.
Terapi inhalasi dan latihan pernafasan dalam
dan batuk efektif.
2.
Bantu oral hygine setiap 4 jam
3.
Berikan pendidikan kesadaran (efek merokok,
alkohol, latihan bernafas)
4.
Kaji pasien untuk posisi yang nyaman.
Misal : peninggian kepala tempat tidur
5.
Kolaborasikan
dengan dokter untuk tindakan sunction guna mempertahankan kepatenan jalan
nafas.
|
1.
Mengeluarkan sekret
2.
Memberikan rasa nyaman
3.
Mencegah komplikasi paru – paru
4.
Peninggian kepala tempat tidur mempermudah
fungsi pernafasan gravitasi
5.
Sekret yang kental sulit untuk dikeluarkan
dan dapat menyebabkan henti mukus, kondisi ini dapat menimbulkan otelektasis.
|
1.
Berikan oksigen sesuai program
2.
Posisi pasien flower
3.
Bantu dalam terapi inhalasi
4.
Alihkan perhatian klien agar tidak
memikirkan kecemasannya, dengan meminta klien mempertahankan kontak mata
dengan orang yang dipercaya.
|
1.
Mempertahankan oksigen arteri
2.
Meningkatkan pengembangan paru
3.
Membantu mengeluarkan sekret
4.
Menenangkan klien yang mengalami sesak nafas
dengan menyatakan bahwa berbagai tindakan tengah diambil untuk mengatasi
situasi tersebut.
|
1.
Monitor TTV, bunyi jantung, CVF, edema,
tingkat kesadaran.
2.
Jelaskan semua prosedur yang akan
dilaksanakan.
3.
Berikan oksigen sesuai kebutuhan.
4.
Batasi pengunjung.
5.
Kolaborasi dengan dokter dalam pemeriksaan
ACP, elektrolit, darah lengkap.
|
1.
Data dasar untuk mengetahui pertimbangan
pasien.
2.
Mengurangi kecemasan dan lebih kooperatif.
3.
Meningkatkan perkusi jaringan.
4.
Mengurangi strees dan energy bicara.
5.
Mengetahui keadaan umum pasien.
|
1.
Jaga alat emergency dan pengobatan tetap
tersedia, seperti : sunction, oksigen.
2.
Monitor intake dan output cairan.
3.
Berikan terapi inhalasi.
4.
Berikan posisi flower / semi flower.
5.
Jelaskan tentang tehnik sunction pada
keluarga.
6.
Sunction jika ada indikasi.
|
1.
Persiapan emergency terjadinya masalah akut
pernafasan.
2.
Menjaga keseimbangan cairan.
3.
Melonggarkan saluran pernafasan.
4.
Mengurangi kesulitan bernafas.
5.
Dapat mengerjakan sendiri dirumah jika
memungkinkan.
6.
Meningkatkan pertukaran gas.
|
10.
Fokus evaluasi
Evaluasi terhadap masalah oksigenasi dilakukan
dengan menilai masalah keperawatan yang muncul, tidak efektifnya cara
pembersihan saluran nafas, tidak efektifnya pola pernafasan, menurunnya perkusi
jaringan tubuh, gangguan pertukaran gas, adanya respon fisiologi yang baik, dan
pasien mampu melakukan aktivitas sehari – hari tanpa keluhan gangguan
oksigenasi.
Evaluasi
perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dari hasilnya, tujuannya adalah
untuk mengetahui sejauh mana tujuan keperawatan dapat dicapai dan memberikan
umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang diberikan.
Langkah
– langkah evaluasi :
1.
Daftar tujuan – tujuan pasien.
2.
Lakukan pengkajian apakah pasien
dapat melakukan sesuatu.
3.
Bandingkan antara tujuan dengan
kemampuan pasien.
4.
Diskusikan dengan pasien apakah
tujuan dapat tercapai atau tidak jika tujuan tidak tercapai maka perlu dikaji
ulang letak kesalahannya, dicari jalan keluarnya, kemudian catat apa yang
ditemukan, serta apakah perlu dilakukan perubahan intervensi.
(Tarwoto, 2004
: 78)
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilynn
E.2010.Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta : EGC
Ely, Ahmad, dkk.2010.Penuntut
Praktikum Ketrampilan Kritis 1.Jakarta : Salemba Medika
Saryono.2010.Kebutuhan Dasar
Manusia.Yogyakarta : Nuha Medika
Tarwoto.2004.Kebutuhan Dasar
Manusia dan Proses Keperawatan.Jakarta : Salemba Medika
Carpenito, Lynda
Juall.2000.Diagnosa Keperawatan edisi 8.E.Jakarta : EGC
Http : grasiraht kesehatan
murah.com / tag / potofisiologi – oksigenasi / (diakses pada tanggal 10 juli
2013 jam 08.00)
Http : kkhenk 46.blogspot cara /
2012 / 24 / 7 / laporan – pendahuluan – oksigenasi, (diakses pada tanggal 10
juli 2013 jam 08.30)